Bunga bangkai (Amorphophallus titanum)

Sekitar November tahun 2017 yang lalu kami mengunjungi Kebun Raya Bogor. Kenapa ke sana, karena mendapat info kalau bunga bangkai (Amorphopallus titanum) sedang berkembang. Dulu waktu jaman kuliah, tidak pernah menemukan bunga bangkai berkembang (saat berkembang selalu tidak ada di wilayah Bogor, hehehehe...). 

Ketika sampai di sana, ternyata bunga bangkai tersebut sudah mekar beberapa hari yang lalu, sehingga sudah mulai agak layu. Bunga bangkai tersebut biasanya hanya mekar beberapa hari saja.

Bunga bangkai sudah mulai layu

Amorphopallus titanum merupakan tumbuhan asli dari Indonesia dan populasi liarnya hanya ditemukan di hutan-hutan Sumatera. Meskipun habitat alaminya pulau Sumatera, namun beberapa jenis bunga ini diketahui telah ditanam dan dibudidayakan di beberapa tempat di luar pulau Sumatera. Hal ini dilakukan untuk kepentingan pelestarian (konservasi) dan observasi.

Bunga bangkai ini (Amorphopallus titanum) masuk ke dalam kingdom plantae, divisi magnoliophyta (tumbuhan bunga), kelas liliopsida (tumbuhan berkeping satu), ordo alismatales, famili araceae (talas-talasan) dan genus Amorphophallus.
                
Amorphophallus titanum
Seperti disebutkan di atas, bunga bangkai termasuk dalam suku talas-talasan, di mana tumbuhan ini memiliki umbi yang berukuran cukup besar dan bisa mencapai lebih dari 100 kg. Tumbuhan ini memiliki 2 fase yaitu fase vegetatif (aseksual) dan fase generatif (seksual). 

Fase vegetatif untuk pertumbuhan umbi, di mana akan muncul batang tunggal dan daun secara keseluruhan. Fase daun dan bunga pada bunga bangkai tidak bersamaan. Untuk fase daun bisa mencapai 1-2 tahun. Setelah itu umbi akan mengalami fase istirahat (dorman) selama beberapa bulan sebelum memasuki siklus pembungaan (fase generatif). Pada fase generatif, akan terjadi proses pembungaan bunga bangkai di mana akan muncul bunga majemuk berupa sekelompok bunga kecil jantan dan betina yang menempel di bagian dasar tongkol (spadix). Spadix yang berwarna kuning dikelilingi oleh seludang bunga /spatha, berupa daun pelindung yang berukuran besar yang menyelubungi bunga majemuk sebelum mekar (berwarna merah keunguan). Tinggi tongkol tersebut bisa sampai 3 meter, bahkan lebih. Oleh karena itu bunga bangkai ini disebut "bunga raksasa".

Jika bunga mekar sempurna akan mengeluarkan bau yang kurang sedap seperti bau bangkai.Proses penyerbukan dibantu dengan serangga atau oleh manusia.

Umbinya bermanfaat karena memiliki kandungan gizi, terutama untuk penderita diabetes militus, penyerapan zat beracun dalam pencernaan dan mengontrol berat badan.

Demikian sekilas tentang bunga Amorphophallus titanum

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bunga bangkai (Amorphophallus titanum)"

Post a Comment